TopMenu

Follow Us

Batu empedu - pengertian, gejala, penyebab, dan pengobatan - Radardokter


BATU EMPEDU
Definisi
Batu kandung empedu adalah batu yang terbentuk dalam kandung empedu dan disebut kolesistolitiasis. Batu yang terbentuk pada common bile duct (CBD) disebut koledokolitiasis.

Etiologi dan factor resiko
Biasanya batu empedu dikaitkan dengan 4F yakni fat, female, forty, fertile. Factor resiko lain yang berhubungan adalah multiparitas, riwayat keluarga menderita batu empedu, menggunakan obat tertentu (seftriakson, estrogen pascamenopause, nutrisi parenteral total), etnis tertentu (amerika asli, Skandinavial), penyakit kelainan darah, dan penyakit gaster.

Pathogenesis dan Patofisiologi
Kandungan endapan bilier terdiri dari campuran Kristal kolesterol, granul kalsium bilirubinat, dan matriks gen musin. Pembentukan batu empedu terjadi karena kegagalan mempertahankan zat-zat tersebut dalam keadaan terlarut.
Berdasarkan kandungan zat nya batu empedu terbagi menjadi batu kolesterol dan batu pigmen (hitam dan coklat)

1. Batu kolesterol
Pathogenesis batu kolesterol terdiri dari tiga stadium yakni supersaturasi kolesterol dalam cairan empedu, nukleasi Kristal, dan pertumbuhan batu. Hal ini diperankan oleh mukosa dan fungsi motoric kandung empedu.

2. Batu pigmen
Batu pigmen mengandung < 20% kolesterol dan berwarna gelap karena terdapat kalsium bilirubinat. Batu yang berwarna hitam serta kecil dan rapuh biasanya terkait denga kondisi hemolitik seperti sferositosis herediter, anemia seel sabit, atau sirosis hati. Batu coklat halus, seperti tanah, dan sering ditemukan di ductus bilier, mengandung lebih banyak kolesterol dan kalsium palmitate.

Manifestasi Klinis
Kebanyakan bersifat asimtomatis namun ada sebagian yang mengalami gejala seperti kolik bilier akibat batu menyumbat ductus sistikus.

a. Kolesistitis kronis
Gejala utama berupa nyeri (kolik bilier) yang konstan dan berlangsung sekitar 1-5 jam, mual, muntah, kembung, dan sebagainya. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pada kuadran kanan atas.

b. Kolesistitis akut
Kolesistitis akut terkait dengan batu empedu terjadi pada 90-95% kasus yang ditandai dengan kolik bilier akibat obstruksi ductus sistikus. Apabila obstruksi berlanjut, kandung empedu mengalami distensi, inflamasi dan edema. Gejala yang dirasakan adalah nyeri kuadran kanan atas yang lebih lama dari pada episode sebelumnya, demam, mual, dan muntah. Pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan kuadran kanan atas dibawah kosta kanan. Tanda murphy dapat ditemukan, yakni terbatasnya inspirasi pasien karena nyeri pada saat dilakukan palpasi kuadran kanan atas. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan leukositosis ringan, peningkatan bilirubin, alkali fosfatase, transaminase, dan amilase

c. Koledokolitiasis
Batu pada CBD dapat asimtomatis dengan obstruksi transien, gejala yang dapat muncul adalah kolik bilier, icterus, tinja dempul, dan urin berwarna gelap seperti peningkatan bilirubin, aminotranferasee (SGOT, SGPT) dan alkali fosfatase pada kasus obstruksi. MRCP (magnetic resonance cholagio-pancreatography) merupakan pemeriksaan diagnostic yang cukup akurat.

d. Kolangitis
Kolangitis merupakan komplikasi dari batu saluran empedu. Gejala yang ditemukan adalah demam, nyeri epigastrium, dan ikterik yang disebut trias charcot, apabila disertai dengan septisemia dan disorientasi, kelima gejala ini dikenal dengan penta Reynolds. Dari pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan leukositosis, hyperbilirubinemia, dan peningkatan alkali fosfatase serta transaminase.

e. Pangkreatitis bilier
Sumbatan ductus pangkreatikus oleh batu atau batu yang melewati ampula dapat menyebabkan pangkreatitis.

Tatalaksana
Pilihan tatalaksana batu empedu adalah secara operatif. Sambal menunggu, pasien harus menghindari asupan lemak dan makan besar serta diberi tatalaksana preoperative yakni pemberian hidrasi, analgesic dan antibiotic sistemik. Beberapa pilihan pembedahan dijelaskan secara singkat.

1. Kolesistostomi
Dilakukan dekompresi dan drainase kandung empedu yang terdistensi, mengalami inflamasi, atau purulen dengan mamasukan kateter atau drain dengan bantuan USG

2. Kolesistektomi
Merupakan prosedur yang sering dilakukan atas indikasi batu empedu yang simtomatis. Kolessistektomi terdiri dari kolesistektomi terbuka dan dengan laparoskopi yang lebih popular saat ini. Laparoskopi kolesistektomi menjadi standar padda kolesistolitiasis.

3. Kolangiogram/USG intraoperative
Penggunnaan kolangiogram atau USG dilakukan apabila terdapat peningkatan enzim hati preoperative struktur anatomi yang tidak jelas  pada laparoskopi, kecuruigaan cedera traktus bilier, dilatasi ductus pada pencitraan pre operatif, dan apabila kolangiografi dengan endoskopi preoperative gagal dilakukan. Ductus bilier divisualisasikan menggunakan fluoroskopi dengan injeksi kontras melalui kateter yang diletakan pada ductus sistikus

4. Eksplorasi common bile duct (CBD)
eksplorasi CBD dilakukan dengan laparoskopi atau operasi terbuka apabila endoskopi (ERCP) gagal dikerjakan atau terdapat banyak batu dan dilatasi ductus. Batu yang terlalu kecil didorong ke duodenum dengan irigasi salin melalui kateter kolangogiografisetelah relaksasi sfingter Oddi.

5. Prosedur drainase common bile duct (CBD)
Prosedur ini dilakukan apabila batu tidak dapat dibersihkan dana tau ductus sangat terdilatasi (diameter >1,5 cm)

6. Sfingterotomi transduodenal

Duodenum diinsisi secara transversal, kemudia dilakukan insisi sfingter, dan batu dikeluarkan dari ductus.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Batu empedu - pengertian, gejala, penyebab, dan pengobatan - Radardokter"

 
Copyright © 2015 Radardokter - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top