DIARE
DEFINISI
Diare adalah perubahan
frekuensi dan konsistensi tinja. WHO pada tahun 1984 mendefinisikan diare
sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam (24 jam). Para ibu
mungkin mempunyai istilah tersendiri seperti lembek, cair, berdarah, berlendir,
atau dengan muntah (muntaber). Penting untuk menanyakan kepada orang tua
mengenai frekuensi dan konsistensi tinja anak yang dianggap sudah tidak normal
lagi.
Diare dibedakan menjadi
dua berdasarkan waktu serangan (onset) yaitu
- Diare akut ( < 2 minggu )
- Diare kronis (>2 minggu)
ETIOLOGI
Penyebab diare dapat
dikelompokan menjadi:
- Virus: rotavirus (40-60%), Adenovirus.
- Bakteri: Escherichia coli (20-30%), Shigella sp. (1-2%), Vibrio cholera, dan lain-lain.
- Parasit: Entamoeba histolytica (<1%), Giardia lamblia, Cryptosporidium (4-11%).
- Keracunan makanan
- Malabsorpsi: karbohidrat, lemak, dan protein.
- Alergi: makanan, susu sapi.
- Imunodefisiensi: AIDS.
Penyebab diare akut
terbesar adalah infeksi virus dari golongan rotavirus. Genus rotavirus
merupakan virus golongan RNA yang termasuk dalam family reoviridae.
PENULARAN
Penyakit diare sebagian
besar (75%) disebabkan oleh kuman seperti virus dan bakteri. Penularan penyakit
diare melalui orofekal terjadi dengan mekanisme berikut ini:
- Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai kerumah-rumah, atau tercemar pada saat disimpan dirumah. Pencemaran di rumah terjadi bila tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
- Melalui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh binatang dan kemudia binatang tersebut hinggap dimakanan, maka makanan itu dapat menularkan diare keorang yang memakannya.
- Factor-faktor yang meningkatkan risiko diare adalah:
- Pada usia 4 bulan bayi sudah tidak diberi ASI eksklusif lagi. Hal ini akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian karena diare, karena ASI banyak mengandung zat-zat kekebalan terhadap infeksi.
- Memberikan susu formula dalam
botol kepada bayi, pemakaian botol akan meningkatkan risiko pencemaran
kuman, dan susu akan terkontaminasi oleh kuman dari botol. Kuman akan
cepat berkembang bila susu tidak segera diminum.
- Menyimpan makanan pada suhu
kamar. Kondisi tersebut akan menyebabkan permukaan makanan mengalami
kontak dengan peralatan makanan yang merupakan media yang sangat baik bagi
perkembangan mikroba.
- Tidak mencuci tangan pada saat
memasak, makan, atau sesudah buang air besar (BAB) akan memungkinan
kontaminasi langsung.
GEJALA DAN TANDA
Beberapa gejala dan
tanda diare antara lain:
- Gejala umum
- Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare.
- Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut.
- Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare.
- Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun, apatis, bahkan gelisah.
- Gejala spesifik
- Vibrio cholera: diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan berbau amis.
- Disenteriform: tinja berlendir dan berdarah.
Diare yang berkepanjang
dapat menyebabkan:
- Dehidrasi (kekurangan cairan), Tergantung dari persentase cairan tubuh yang
hilang, dehidrasi dapat terjadi ringan, sedang, atau berat.
- Gangguan sirkulasi, Pada diare akut, krhilangan cairan dapat terjadi
dalam waktu yang singkat. Jika kehilangan cairan ini lebih dari 10% berat
badan. Pasien dapat mengalami syok atau presyok yang disebabkan oleh
berkurangnya volume darah (hipovolemia).
- Gangguan asam-basa (asidosis), Hal ini terjadi akibat kehilangan cairan
elektrolit (bikarbonat) dari dalam tubuh. Sebagai kompensasinya tubuh akan
bernapas cepat untuk membantu meningkatkan pH arteri.
- Hipoglikemia (kadar gula darah
rendah), Hipoglikemia sering
terjadi pada anak yang sebelumnya mengalami malnutrisi (kurang gizi).
Hipoglikemia dapat mengakibatkan koma. Penyebab yang pasti belum
diketahui, kemungkinan karena cairan ekstraseluler menjadi hipotonik dan
air masuk ke dalam cairan intraseluler sehingga terjadi edema otak yang
mengakibatkan koma.
- Gangguan gizi, Gangguan ini terjadi karena asupan makanan yang
kurang dan output yang berlebihan. Hal ini akan bertambah berat bila
pemberian makanan dihentikan, serta sebelumnya penderita sudah mengalami
kekurangan gizi (malnutrisi)
Derajat dehidrasi akibat
diare dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- Tanpa dehidrasi, biasanya atas merasa norma, tidak rewel, masih bias bermain seperti biasa. Umumnya karena diarenya tidak berat, anak masih mau makan dan minum seperti biasa.
- Dehidrasi ringan atau sedang, menyebabkan anak rewel atau gelisah, mata sedikit cekung, turgor kulit masih kembali denga cepat jika dicubit.
- Dehidrasi berat, anak apatis (kesadaran berkabut), mata cekung, pada cubitan kulit turgor kembali lambat, napas cepat, anak terlihat lemah.
PENCEGAHAN
Penyakit diare dapat
dicegah melalui promosi kesehatan, antara lain:
- Menggunakan air bersih.
Tanda-tanda air bersih adalah ‘ 3 tidak,’ yaitu tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa.
- Memasak air sampai mendidih
sebelum diminum untuk mematikan sebagian besar kuman penyakit.
- Mencuci tangan dengan sabun
pada waktu sebelum makan, sesudah makan, dan sesudah buang air besar
(BAB).
- Memberikan ASI pada anak sampai berusia dua tahun.
- Menggunakan jamban yang sehat.
- Membuang tinja bayi dan anak
dengan benar.
Sumber: buku penyakit tropis edisi kedua hal 193-200
0 Komentar untuk "Diare - Penyebab, Gejala, dan Cara penularan - Radardokter"